Rohani sakit parah, jasmani segar bugar

Pepatah   Yunani  mengatakan bahwa “ Men’s sano in copersano”,  artinya jasmani sehat,  maka rohani akan sehat pula.  Pepatah  ini,  sudah  tidak laku lagi sekarang.  Banyak orang yang rohaninya sakit parah tapi  jasmani tetap segar bugar. Lihat saja , perilaku koruptif  bangsa ini sudah sangat keterlaluan. Perbuatan korupsi  telah  merasuki lapisan  pemerintahan, bisnis dan masyarakat. Korupsi merupakan keserakahan yang dilakukan oleh pegawai atau pejabat negara dengan cara menjual kewenangan yang dimilikinya karena jabatan atau posisinya. Koruptor ini jelas rohaninya  tidak sehat tetapi jasmaninya sehat-sehat saja.

Rohani sakit tapi jasmani sehat, dapat pula kita lihat di panggung pengadilan. Saksi dan terdakwa korupsi yang biasanya gagah-gagah alias sangat sehat dengan enteng mengucapkan kata-kata bohong walaupun  kebohongannya itu dirasakan oleh masyarakat luas. Disamping kebohongan-kebohongan, saksi dan terdakwa korupsi sering di pengadilan melontarkan kata-kata, “  tidak  tahu, Yang Mulia, tidak ingat Yang Mulia dan  lupa  Yang Mulia”. Dalam bahasa gaul anak-anak muda sekarang ,  “lupa” dan “ tidak ingat” diartikan sebagai error. Error terbagi  tiga tingkatan yaitu, error permanen alias gila, error parsial adalah error untuk kasus tertentu dan error temporer alias pura-pura.

Di tengah kehidupan bangsa yang koruptif ini ditambah dengan pandemi , kehidupan rakyat  makin sulit, beban hidup makin menghimpit dan  derajat stress makin meningkat.  Dewasa ini banyak orang mengalami  gangguan jiwa walaupun  badannya sehat sehat saja. Banyak orang dengan gangguan jiwa  (ODGJ)  tapi badannya sehat sehat saja.   Ini macam-macam gangguan jiwa  yang dialami manusia masa kini

1.    egoisme

2.    menyerah pada stress atau  lari dari masalah

3.    emotional disorder (perasaan tdk menentu)

4.    sinisme yang kronis

5.    menertawakan orang lain (grouchiness)

6.    tidak focus ( polyphasia)

7.    mudah tersinggung ( feeling pestered)

8.    psychological absenteism (berpikir yang tidak-tidak)

9.    Chrono –currency ( budak uang)

10.  kehilangan makna hidup (spiritual deficit disorder)

11.  Wearness (kehilangan gairah hidup)

12.  Loss comunication (malas berkomunikasi)

Dunia memang sudah sangat berubah. Perubahan itu  tidak hanya dalam kehidupan sosial dan  peradaban, tetapi perubahan terjadi  di tingkat substansi . Dunia sudah berubah menjadi sebuah  rumah sakit gila yang besar, karena banyak orang menderita sakit rohani alias sakit jiwa. Maka itu, banyak orang yang jualan  obat rohani untuk menyehatkan jiwa manusia. Para spritual expert Memberikan spritual power, emosional power dan intelektual power untuk mengobati sakit jiwa. Tapi banyak manusia yang tidak   merasa bahwa dirinya  adalah ODGJ, orang dengan gagguan  jiwa yang membutuhkan penanganan para spiritual expert tersebut.

Sesungguhnya, obat rohani yang paling manjur berada dalam relung religi, dibalik bilik- bilik doa. Tapi mungkin saja sekarang  religi sudah tidak dapat lagi mengobat sakit jiwa , karena religi dijadikan hanya sebagai ritual rutin yang tak bermakna. Padahal agama mengajarkan untuk khusuk dalam ibadah, tentu untuk mengantisipasi penyakit penyakit jiwa tersebut.

Di zaman ini, ibadah tidak lagi berbekas dalam kehidupan keseharian, karena banyak orang ahli ibadah  sekaligus  ahli maksiat. Pembenaran atas sikap sikap salah bisa saja  dicarikan. Ahli korupsi mencoba membersihkan diri dengan shodaqoh yang besar. Padahal apa yang di shodaqohkan itu hanyalah sebagian kecil dari uang yang dikorupsi.

Kondisi inilah yang sedang terjadi dinegeri ini. Dijalanan massa berteriak berantas korupsi,  diruang kantor, restoran dan tempat lobby ,korupsi masih terjadi . Penyakit korupsi ini sudah sangat parah,  perlu usaha keras dan ketulusan hati. Tidak bisa hanya dengan ribuan demonstrasi dan jutaan opini, karena koruptor dibentengi oleh koalisi.