Perempuan Millenial jangan Gaptek dan Kudet
Ketika tiba guliran waktu 17 Agustus, kita terkenang Bung Karno, Sang Proklamator. Pada awal Kemerdekaan, ketika perempuan masih berada di pinggir peradaban dan ruang publik dimiliki laki-laki, Bapak Besar kita ini menitipkan sebuah pesan mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan di negara Indonesia merdeka. Bung Karno mengumpamakan Indonesia bagai sayap burung. Dua sayap itu harus diisi oleh perempuan dan laki-laki. Bung Karno percaya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam memikirkan hak bersama sebagai bangsa, akan mengantarkan Indonesia ke puncak yang tinggi.
Kini kita perlu bertanya : “ Apakah perempuan Indonesia di era milenial bisa menjadi bagian dari sayap burung yang ikut menerbangkan Indonesia sampai ke puncaknya?”.
Ayo, mari kita obrolkan masalah ini. Moga dapat dilihat sebagai salah satu kegiatan tujuh belasan.
Hingga hari ini pelekatan perempuan dengan pekerjaan domestik masih menjadi cara yang paling ampuh untuk melanggengkan ideologi patriarki. Laki-laki dilihat sebagai pahlawan sesuai dengan kedudukan utamanya di dunia publik , bapak bangsa dan bapak pembangunan. Memang sudah ada kebijakan negara dalam kesetaraan gender di bidang politik, namun dalam realitasnya, diskriminasi terhadap perempuan di bidang politik dan pemerintahan, masih cukup kuat. Dua puluh tahun reformasi, persoalan mendasar yang dihadapi perempuan, seperti angka kematian, perkawinan anak, perdagangan manusia dan kesenjangan upah masih saja berlangsung.
Di bidang ekonomi, kesempatan untuk masuk ke social enterpreuner masih sulit bagi perempuan. Terutama perempuan di grass level, petani. Mereka sulit keluar dari perangkap kemiskinan. Memang, di perkotaan, bisnis digital sudah terkena aura segar perempuan milenial. Bisnis berbasis digital (connected) telah membawa perempuan-perempuan millenial kota ini pada kecanggihan teknologi. Aplikasi pada gadjet seperti Instagram, fb, twitter, telegram dan lain sebagainya, digunakan sebagai media menjual produk. Dewasa ini, sosial media membuka peluang untuk bisnis on line.
Bisakah perempuan millenial ikut menerbangkan Indonesia sampai ke puncaknya, seperti pesan Bung Karno?. Mari kita melihat ke depan. Optimis dong.
Perempuan, tentu salah satu sektor yang akan dikejar oleh pembangunan SDM, yaitu untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk menjadikan Indonesia negara yang sejahtera dan maju. APBN 2020 fokus pada peningkatan kualitas SDM ( Pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama DPD-DPR ,16/8/2019). Fokus pengembangan SDM terutama demi modal ekonomi berbasis digital. Kedepannya, tentu perempuan akan mendapat akses di bidang ekonomi, akses untuk memperoleh social enterpreuner.
Bisakah perempuan mengakses ekonomi berbasis digital?. Kaum perempuan harus memperkuat kompetensi dan potensinya. “Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan harus kita dukung untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran agar mampu menghadapi perubahan. Persaingan dunia yang semakin ketat dan disrupsi di berbagai bidang kehidupan membutuhkan kualitas SDM yang tepat,” , kata Presiden Joko Widodo. Ini kesempatan yang perlu diraih oleh perempuan millenial. Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan harus dijadikan sasaran untuk memperkuat kompetensi dan potensi diri.
Di bidang politik, perempuan harus berjuang mendapatkan posisi-posisi politik baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah, seperti menjadi menteri, kepala daerah, anggota legislatif dan lainnya. Kita bersyukur, sekarang ini, eksistensi perempuan dalam politik dan pemerintahan tampak semakin memperoleh pengakuan masyarakat, baik di parlemen maupun di pemerintahan. Di pemerintahan tingkat nasional, seperti ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan di tingkat daerah seperti ibu Risma Wali Kota Surabaya cukup membuat bangga.
Risma muncul di era reformasi sebagai pemimpin perempuan yang membanggakan. Dia pemimpin gagah perkasa, bahunya kokoh untuk menyangga berbagai beban masalah. Otaknya cerdas untuk membela. Contoh konkritnya, Doli, lokasi pelacuran yang selama ini tidak tersentuh oleh kepemipinan sebelumnya, digusurnya dan perempuan perempuan disana diajarinya berusaha yang halal.
Risma telah mengubah Surabaya menjadi kota asri, bersih dan hijau, sehingga pelancong yang didaerah asalnya terbiasa buang sampah sembarangan, di surabaya tidak berani mencoba buang sampah sembarangan. Risma mengubah budaya, mengubah perilaku masyarakatnya. Itu bukan pekerjaan mudah. Sudah beberapa tahun Risma melakukannya dengan tekun.
Ekonomi dan politik dua bidang kehidupan yang saling menyapa. Untuk bisa menjadi sayap burung menerbangkan Indonesia, perempuan perempuan millenial harus ikut main dalam perekonomian dan politik . Untuk itu, perempuan perlu meng up date diri dengan pengetahuan kekinian. Kemahiran teknologi penting untuk berbisnis dan berpolitik dewasa ini. Bila demikian, kita akan yakin bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam memikirkan hak bersama sebagai bangsa, akan mengantarkan Indonesia ke puncak yang tinggi. Syaratnya, perempun jangan gaptek (gagap teknologi) dan jangan kudet (kurang up date).
sekian