Generasi Unggul Kebanggaan Indonesia
Indonesia negara terbesar di Asean, luas wilayah 1,9 juta km2. Menurut Sensus penduduk tahun 2020, Indonesia berpenduduk 271.349.889 jiwa, dengan total usia produktif ( 15 -64 tahun) 183, 34 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, Indonesia akan mengalami masa bonus demografi hingga tahun 2045. Dalam masa bonus demografi, jumlah penduduk produktif lebih banyak dari jumlah penduduk tidak produktif dan yang belum produktif. Hal ini berarti bahwa Indonesia memiliki banyak anak muda melinial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.
Eksistensi generasi milenial,penduduk usia produktif yang akan menjadi bonus demografi untuk Indonesia, pasti diharapkan sebagai generasi unggul kebanggaan Indonesia. Dari searching berbagai pendapat, generasi unggul digambarkan sebagai generasi yang lebih baik dan berusaha keras untuk meraih prestasi. Generasi unggul adalah generasi yang memiliki kecerdasan dan karakter yang mantap di dalam dirinya, selalu berpikir positif dan peduli pada sesama dan lingkungannya. Generasi unggul juga dapat diartikan sebagai generasi yang memiliki kecerdasan dan karakter yang baik.
Dari kecil anak harus dituntun apa yang menjadi passionnya ( hobi), agar kelak menjadi generasi unggul Kebanggaan Indonesia. Ini cerita Nina,seorang remaja tentang pengasuhannya.
Begini ceritanya.
Sejak kecil saya dengan dituntun orang tua, sudah mencari apa yang menjadi passion (hobi) saya. Sekolah formal, saya ikuti secara teratur. Saya bertekad untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat tertinggi. Sejak Sekolah Dasar (SD), saya selalu menyalurkan hobi dan bakat di sekolah maupun di sanggar-sanggar seni. Di sekolah,saya berusaha berpartisipasi dalam semua lomba, mulai dari lomba tari hingga santri teladan. Saya selalu berusaha menang dalam tiap perlombaan. Usaha itu ternyata tidak sia-sia , karena saya selalu memenangkan lomba dan berhasil menggumpulkan 7 piala selama 6 tahun saya belajar di SD. Ooh, manisnya prestasi. Membuat saya semakin termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
Ketika di SMP saya mengasah kemampuan Bahasa Inggris saya dengan mengikuti beberapa pelatihan mulai dari sekolah, bimbingan belajar hingga belajar ke kampung Inggris. Tak hanya di bidang akademik, saya juga ingin berprestasi di bidang non akademik. Saya mengikuti latihan bela diri karate dan olah raga es skating. Olah raga es skating sangat saya sukai dan saya berlatih dengan fokus dan serius. Saya ingin berprestasi internasional di bidang olah raga ini.
Saya berpartisipasi pada kegiatan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza. Simulasi ini diselenggarakan oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia, bekerjasama dengan WHO (World Health Organization). Banyak kegiatan yang saya ikuti dalam simulasi ini dan saya banyak kehilangan waktu untuk latihan es skating. Tapi saya sangat bersyukur, karena dengan kegiatan simulasi ini, saya mendapat kepercayaan untuk mewakili Indonesia di ajang perlombaan es skating tingkat internasional di Bangkok, Thailand. Alhamdulillah saya membawa pulang 3 medali emas untuk Indonesia. Wow, manisnya prestasi.
Prestasi di SMP, memberi saya kesempatan untuk ikut seleksi kurikulum kelas Cambridge di SMA. Untuk bisa mengikuti seleksi kelas Cambrige, harus ada prestasi yang dimiliki. Saya memberikan sertifikat pelatihan Bahasa Inggris,sertifikat karate dan lomba es skating. Saya mengikuti seleksi kelas Cambrige dan lolos.
Kelas Cambridge yang diselenggarakan di tempat saya sekolah, merupakan kelas unggulan dan pesertanya dibina untuk menjadi generasi unggul. Masuk kelas Cambrige, saya harus lebih berusaha keras, karena dihadapkan pada mata pelajaran matematika yang rumit, rumus-rumus fisika yang sulit dan mengimplementasikan praktikum Kimia dan biologi di kehidupan yang menjelemit. Saya menyediakan banyak waktu untuk mengembangkan diri di bidang akademik, tapi saya juga harus pintar membagi waktu agar bisa mengembangkan diri di bidang non akademik.
Saya mengembangkan diri di bidang sosial dan terus menekuni olahraga es skating. Di bidang sosial, Saya mengikuti organisasi kepanitiaan ALSEACE yang diselenggarakan Osis, organisasi sekolah. Dalam organisasi tersebut, saya dipercayai memegang divisi perlombaan, tepatnya perlombaan badminton. Sekalipun sibuk di Osis saya tetap latihan es skating secara teratur. Saya kembali bisa mewakili Indonesia mengikuti perlombaan es skating internasional yang diselenggarakan di berbagai negara.
Demikian kegiatan hidup yang saya tempuh, akademis dan non akademis. Namun kiranya kurang lengkap bila tidak saya sertai dengan kegiatan saya untuk meningkatkan kecerdasan spritual. Saya belajar ilmu yang bersifat spritual sebagaimana yang disebut kan dalam sila Pertama Pancasila: “ketuhanan yang maha esa “. Saya mempelajari ilmu keagamaan, tentu saja ilmu keagamaan Islam karena saya beragama Islam. Saya mempelajari ilmu aqidah, akhlak, al-quran dan hadis, serta sejarah kebudayaan Islam. Sebagian ilmu keagamaan ini saya dapatkan di sekolah, tapi sebagian besar saya peroleh dari guru ngaji yang didatangkan ke rumah.
Kata orang masa remaja masa yang penuh gembira, berlehe lehe tak ada yang dipikirkan. Tapi saya ingin mejadi generasi unggul kebanggaan bangsa. Maka itu, masa remaja saya isi dengan berbagai aktivitas dan kreativitas. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi saya terus aktif. Kegiatan sekolah hampir sehari penuh, dilanjutkan ngaji sampai magrib. Setelah itu, latihan es skating dan lainnya. Memang melelahkan, tapi manis untuk dikenang.
Saat ini, saya telah tamat SMA. Sesuai dengan cita-cita saya mencapai pendidikan tertinggi saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lalu, saya dihadapkan pada SNMPTM dan ujian SBMPTN. Kalau tidak lolos SNMPTM, jalur prestasi, saya harus belajar keras agar bisa lolos ujian SBMPTN. Sebagai anak muda milenial yang ingin menjadi generasi unggul, saya siap mental menghadapi segala tantangan yang ada. Alhamdulillah, ketika pengumuman SNMPTN, saya dinyatakan lolos. Kerja keras selama ini membuahkan hasil. Saya lolos SNMPTN dan berhak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Wow, manisnya prestasi. Kata Nina menutup ceritanya.
Setiap anak di negeri ini berhak untuk sehat dan tumbuh cerdas. Generasi milenial, diharapkan sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa yang akan membawa Indonesia sejahtera.