ETIKA KONTEKSTUAL
Dalam perkembangan pesat perubahan kehidupan masyarakat makin terasa urgensinya mengajarkan etika. Makin disadari bahwa pendidikan meneger, ahli hukum, dokter,guru atau insinyur tidak lengkap bila tidak memberikan perhatian pada dimensi etis. Studi etika membantu mereka meningkatkan kesadaran moral, sehingga dapat mengambil keputusan etis yang tepat dan berkualitas.
Dewasa ini terjadi pergeseran pilihan-pilihan hidup . Ada gap antar generasi dan terdapat perbedaan pandangan dan nilai –nilai hidup. Generasi baru yang dilahirkan oleh orang-orang tua yang besar di era Orba (Orde Baru) sudah berubah. Anak-anak yang besar di era MTV dan kemudian datang lagi generasi google dan youtube, cara berpikir generasi milinial ini sudah jauh berbeda dengan generasi Orba. Generasi milenial yang besar di era internet, suka dengan sikap – sikap di luar struktur, menghindari formalitas, berpikir cepat dan ingin membuat terobosan baru. Persoalan hidup tidak lagi dilihat dengan mata melotot dan leher menegang,tapi mereka santai saja.
Etika memberi makna pada hidup. Etika ada di ruang publik. Etika selalu bekerja dalam diri seseorang. Ada standar moral yang perlu dipatuhi. Bila tidak ada standar moral , maka lahir kebiadaban karena masyarakat tidak menghargai aturan aturan sosial. Dengan perubahan kehidupan masyarakat, aturan-aturan moral juga harus mengikuti. Teori etika mainstream atau selama ini dianut yaitu etika utilitarian dan deontologi perlu dikritisi dan direvisi. Masyarakat telah memerlukan pengaturan etis baru. Baik dan buruk harus bersifat kontekstual karena kebenaran juga bersifat kontekstual.