Dialog Dengan Tuhan

Kubuka buku  tua yang berisi sebuah catatan, lalu kubaca. Aku tidak paham, ini tulisan tentang apa. Judulnya ngak ada. Setelah kubaca lalu  kujuduli saja “Dialog  Imajiner dengan Tuhan”.  Begini tulisan yang ada  di catatan  itu.

+     Hai Rabbuka , apa kerjamu di dunia ?

  • Aku selalu meyembah Engkau Tuhanku. Setiap hari, setiap malam aku menyebut-nyebut nama MU. Apa yang Engkau larang tidak kulakukan. Tidak pernah aku berbuat jahat.

+            lainnya ?

  • Ya Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain menyembahmu, menyebut-nyebut nama Mu

+      lainnya?

  • Aku selalu membaca Kitab Mu. Memprogandakan keadilan Mu dan  kasih sayangMU.

+     Dimana  kamu tinggal ?

  • Di Indonesia. Ya itu nama negara kami.

+     Indonesia ?. Negara Kepulauan yang lautnya  luas itu kan?  Jaring dan jala cukup menghidupkan warganya.   Negeri   subur, tanaman tumbuh tanpa ditanam. Tetapi kenapa kamu melarat ?

  • Soal harta, aku tidak peduli. Yang penting aku menyembah dan memuji Engkau Tuhan. Aku rela melarat.

+  tapi karena kerelaanmu itu anak cucumu ikut melarat

  • Sungguhpun anak cucu kami melarat, tapi mereka pandai mengaji . Mereka hafal Kitab Mu. Menjadi Havis, itulah  cita-cita mereka.

+ Tapi seperti kamu juga, apa  yang dibacanya  tidak masuk ke hatinya bukan?

  • Ada Tuhan

+  Kalau ada kenapa kau biarkan dirimu melarat ? Anak cucumu menderita, sedangkan harta bendamu diambil orang lain untuk anak cucu mereka. Kamu lebih suka berkelahi antara kamu sendiri.

+  Kamu lebih suka  menjalankan ritual saja.  Melaksanakan ritual  tidak mengeluarkan keringat. Tidak membanting tulang. Aku menyuruh kamu beramal. Bagaimana kamu beramal, bila engkau miskin, miskin harta dan miskin ilmu dunia.

+   Kamu kira aku ini mabuk pujian dan gila sembahan, sehingga kerjamu hanya memuji-muji  dan menyembah-nyembahku saja.

+ Kamu terlalu egois. Kamu takut masuk neraka, maka itu kamu rajin sembahyang. Kamu melupakan hidupmu, hidup anak isterimu dan kerabat lingkunganmu. Kamu tidak memperdulikan mereka semua. Kamu pantas masuk neraka.

Lama aku termenung membaca tulisan tua itu. Lalu introspeksi diri.